DATA TAMAN NASIONAL INDONESIA

Luas dan Zonasi Kawasan

Taman Nasional Kelimutu memiliki luas total 5.356,50 hektare setelah pengesahan SK No. 675/Kpts-II/97. Kawasan ini terdiri dari beberapa zona seperti inti, rimba, pemanfaatan, tradisional, rehabilitasi, budaya, dan khusus agar pengelolaan fungsi konservasi dan pemanfaatan berjalan seimbang. Zona inti seluas sekitar 1.745,22 ha atau kurang lebih 32,58% kawasan memiliki tutupan alam yang paling utuh dan dilindungi secara ketat.

Zona rimba menempati luas sekitar 2.739,45 ha atau 51,14% dari keseluruhan kawasan untuk mendukung fungsi zona inti dan pemanfaatan. Zona rehabilitasi dan pemanfaatan masing-masing sekitar 10,90% dan 4,07% kawasan agar ekosistem yang terganggu dapat dipulihkan dan sumber daya alam dipakai secara lestari. Keberadaan zona budaya kecil sekitar 0,13% serta zona tradisional 1,02% menunjukkan pengakuan atas nilai budaya masyarakat lokal dalam perlindungan konservasi.

Gambaran Umum Taman Nasional Indonesia

Gambaran Umum Taman Nasional Indonesia

Taman Nasional Kelimutu mendata sekitar 78 spesies flora dari 36 famili, termasuk dua spesies endemik yakni Begonia kelimutuensis dan Rhododendron renschianum. Fauna teridentifikasi sekitar 49 spesies, sebagian endemik Flores, dengan potensi inventarisasi lebih lanjut dari tim riset. Flora dan fauna endemik serta habitat alam yang variatif semakin memperkuat urgensi pelestarian kawasan agar keanekaragaman tetap lestari.

Kondisi vegetasi di kawasan mencakup sekitar 91,52% tutupan vegetasi dengan kerapatan tinggi, sedang, dan rendah yang mendominasi lanskap alamnya. Sisanya sekitar 8,84% berupa semak, tanah terbuka, danau, serta area non vegetatif lainnya yang perlu dijaga agar tidak melebar mempersempit wilayah hidup spesies. Topografi kawasan bervariasi antara 1.500 hingga 1.731 meter di atas permukaan laut yang menyebabkan mikroklimat berbeda-dan mempengaruhi sebaran jenis flora dan fauna.

Data Konservasi Taman Nasional Berdasarkan Luas

Berdasarkan data yang tersedia, taman nasional Indonesia dapat dikategorikan sebagai berikut:

Kategori Luas (Hektare) Persentase (%)
Taman Nasional Sangat Luas
> 1.000.000 ha
15,8%
Taman Nasional Luas
500.000 – 1.000.000 ha
21,1%
Taman Nasional Sedang
100.000 – 500.000 ha
35,1%
Taman Nasional Kecil
< 100.000 ha
28,0%

Taman Nasional Terluas

Taman Nasional Lorentz merupakan yang terluas dengan luas 2,4 juta hektare dan mentasbihkannya sebagai taman nasional terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Beberapa taman nasional terluas lainnya:

  1. Taman Nasional Lorentz (Papua) – 2,5 juta hektare
  2. Taman Nasional Teluk Cendrawasih (Papua Barat) – 1,45 juta hektare
  3. Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara) – 1,39 juta hektare
  4. Taman Nasional Kerinci Seblat (Sumatera) – 1,37 juta hektare
  5. Taman Nasional Kayan Mentarang (Kalimantan Utara) – 1,36 juta hektare

Distribusi Regional

Taman nasional Indonesia tersebar di seluruh wilayah dengan konsentrasi terbesar di:

Sumatera

13 taman nasional dengan fokus pada konservasi harimau, gajah, orangutan, dan badak sumatera

Kalimantan

9 taman nasional yang melindungi hutan hujan tropis dan orangutan

Jawa

12 taman nasional termasuk yang tertua seperti Ujung Kulon dan Komodo

Bali

Di Bali, terdapat satu taman nasional, yaitu Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

Papua

6 taman nasional termasuk yang terluas di dunia

Maluku

4 taman nasional yang kaya akan biodiversitas laut

Nusa Tenggara

5 taman nasional dengan ekosistem savana dan laut

Sulawesi

7 taman nasional dengan endemisme tinggi

Masa Depan Konservasi

Kami di Balai Taman Nasional Kelimutu merencanakan perluasan arboretum seluas 4,5 hektare menjadi pusat penelitian flora endemik yang lebih luas pada tahun depan. Tim ahli akan menambahkan koleksi Begonia kelimutuensis untuk mendukung studi ilmiah tentang adaptasi tanaman di lingkungan vulkanik. Selain itu, kolaborasi dengan universitas lokal akan menghasilkan data baru yang memperkaya pengetahuan global tentang keanekaragaman hayati Flores.

Upaya kami selanjutnya mencakup pengembangan jalur trekking ramah lingkungan di Desa Koanara untuk mengajak wisatawan belajar langsung tentang pentingnya pelestarian. Masyarakat adat Niowula akan memimpin tur edukasi yang mengintegrasikan cerita lisan suku Lio dengan fakta ilmiah. Tujuannya agar pendapatan ekowisata mampu mendanai program pemantauan satwa sepanjang tahun.